CERITA DEWASA META GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak60 Sesudah demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak keasyikan duniawi yang saya dapatkan, selanjutnya ada rasa resahku. Hati resahku muncul bila terlebih Duta ada dari Jakarta sedang saya tidak dapat melayaninya di dipan karena kodratku jadi wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Sedang Mas Pujo sebab tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak berasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan memahami situasiku, juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberi peluang di Duta mengesankan dirinya sendiri"menggagahi" diriku apabila Duta mau pergi lumayan lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo akan dinas luar. Ada hasratku untuk mendapatkan alternatif peranku selaku isteri untuk mereka berdua saat tamu"jepang" itu ada. Kemauan itu demikian besarnya menghimpit jiwaku lantaran didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Sehabis mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan buat merealisasikan impianku itu selanjutnya juga ada. Secara kebenaran saya lagi mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Umumnya menjadi isteri bos saya lumayan melindungi jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, namun tidak tahu selesai hadirnya Duta saya jadi tambah PD dan dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu yakni isteri seorang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya tidak putih seperti wanita Manado secara umum namun justru dekati mulato namun terlihat bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, serta bodinya cukup ramping walaupun telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punyai anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia termaksud tak elok namun ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar sampai semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu waktu ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walau ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar jika dikantor ini Mbak tergolong orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) biarpun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak bila Mbak kasih tahu  buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika semata-mata ML lagi usai ya biasa jeng tetapi ada triknya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya kadang-kadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta melakukan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Selalu usai ya demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, harusnya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan dan apa jeng Meta selalu bisa gapai pucuk?"


"Itu Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Terus"


"Ya apabila sudah demikian amat saya yang sensitif dan kebanyakan hanya dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk sampai berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya tampak terpesona dan nampak rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dilaksanakan secara benar serta suka cita dapat membikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada tubuh kita jadi maksimum" lanjutku memaparkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" sindirannya.


"Karena itu saya katakan, walaupun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belum pasti dapat.. Sampai.." jelasku berencana memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belum pasti ingin" lanjutku sembari berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan saja ingin dengar pendapat kujawab ya kapan pun. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu sesudah itu saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar hadir dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya berniat memberikan blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, sebab saya serta Duta hampir telanjang jadi Mas Pujo yang mengangkut telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,


"Ya betul, pengen berbicara dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sesungguhnya jalan cerita ini saya yang buat, lantaran saya pengin Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya menyentuh penuturan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu periode saya dan Mas Pujo pengin bercinta disaksikan seseorang, kujawab kalau saya cuman dapat jika orangnya itu Meta, lain tidak lagian sekedar hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami semuanya sedang tidak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Tidak pa-pa kami hanya berdua kok, tak boleh takut kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Baik Mbak namun janji lho.. tidak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan penuturan.


Seterusnya kami tutup percakapan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu cuman gunakan piyama tiada dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan pakaian rada ketat maka dari itu dadanya yang membusung nampak kabur tetapi saya sangat percaya lelaki mana saja bakal ingin tahu ingin ketahui didalamnya, terlebih dengan kancing depan dan belahan dada yang rada kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean nampak seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Sesudah mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik permasalahan dipan, Mas Pujo bisa menyaksikan mimik muka Meta yang jemu tahu kalaupun dia mulai kepancing birahinya. Sebab perkataan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak menjelaskannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta resah.

CERITA DEWASA META GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya tetapi matanya tampak sayu.


"Gak boleh dahulu ucapnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian memegangku, kami berciuman, dan sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya lihat episode kami, walaupun begitu saya melakukan secara lembut serta berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami mengerjakannya jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun tidak bergerak.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, lagi digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Tetapi cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari menyaksikanku.


"Ya, Mas hanya akan mempertunjukkan langkah pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan tindakan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai menaikkan laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dijalankan di sofa area tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama sama hirup (pekerjaan bersilat lidah memanglah Mas Pujo sangatlah pandai). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar selalu melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa ada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang cepat serta melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta lurus ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo jadi memberikan peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya selalu bergelayut di puting Meta, namun tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka keadaan nampak redup dan kian romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bergantung pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah kelihatan mengacungkan sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta dan menariknya kebawah maka bugil Meta masih tenang barangkali karena memandang Mas Pujo tak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar terus menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code di Duta, waktu itu Mas Pujo udah memasukkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang cantik dan merekah merah maka dari itu membantu untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kesenangan yang diterimanya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak menduga jika ada penggantian status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak dan bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak mau" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, sedang Duta langsung menggembok kaki Meta jadi Meta cuman dapat mendesis dan ingin berontak namun sebab gempuran rasa nikmat yang fantastis dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar semua otot-otot tubuhya meregang tanda orgasme hingga.


Duta menyeimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur bahkan juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Seusai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sembari ingin berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia gak mempunyai daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak mau Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sekalian kukedipi Mas Pujo untuk persiapan gantikan statusku.


Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta mengartikulasikanng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya dan kian keras kocokannya, tanda pengin gapai orgasme jadi segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung menukar status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa ada memberikan peluang pada Meta untuk mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya sekalian mendelik menghentikan nikmat karena kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta bakal gapai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang buat ambil napas sekalian kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyudahi kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari selalu berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi lalu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengontrol napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, udah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta mengantarkan Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, tukasnya baru kali inilah mengenyam multiorgasme yang sekian lama ini cuma keinginan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Seusai mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tuturnya mereka tidak pernah mengayalkan wanita lain sekian lama ini lantaran sebetulnya sampai kini mereka udah terasa cukup hanya layananku. Namun kehadiran Meta bikin mereka lebih berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua selalu bisa memberi kepuasan Meta sampai saat hari diakhir Meta memohon nginap di rumah dan mereka main sampai 4x. Jadi isteri saya terus risau memandang keperkasaan mereka berdua, tapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman sampai sekarang hampir setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa ada Jhony lakukan ini. Meta makin rajin memiara dianya sendiri dan dia kian berbinar dia amat menyukai Mas Pujo meski begitu kami seluruh berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku untuk ML tetapi memohon maaf saya gak bisa dikarenakan saya cuman dapat untuk Dutaku serta Mas Pujoku, kemunculan Meta sesungguhnya tidak mereka perlukan  tetapi sebab telah terlanjur karenanya kami sependapat menyambung tidak tahu hingga sampai kapan yang terang kami sama sama mencintai

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama