NIKMAT BADANKU YANG SUPER SEXY ENAK DIPERKOSA , Hasrat-Bispak60 Lebih dari tiga tahun saya bekerja selaku pembantu rumah tangga, majikanku ini tenar kaya dan baik apa lagi ia merupakan kades serta ditakuti oleh orang-orangnya, majikanku ini namanya Bapak Dimas, waktu bekerja di tempat ini saya merasai sedap tak nikmatnya jadi pembantu, serta peristiwa waktu tinggal di tempat ini saya pernah disetubuhi.
Malam itu begitu panas sekali saya pengen tidur saja sulit setelah itu saya bukalah jendela kamarku biar anginnya masuk ke kamarku dan saya bertukar baju dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur lelap. Yang membikin saya kebingungan pada saat itu saya jadi mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mendaftarngiku dan merengkuhku tanpa pakain serta telanjang keseluruhan, biarpun umurnya yang udah tua tetapi tubuhnya itu yang kekar seperti orang biasanya fitnes, beliau memiliki tubuh yang kekar dan berotot.
Serta yang membuatku geli ialah buah terong yang menggantung elok di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Perlahan beliau dekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.
Tidak tahu mengapa belaian Pak Aris berasa demikian riil, seperti tidak dalam mimpi. Bahkan juga di saat bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak dan perlahan terlindungi dari tidurku. Akan tetapi begitu kagetnya saya saat mengerti apa yang sebetulnya berlangsung.
Rupanya apa yang saya rasakan barusan bukan cuma mimpi. Di mukaku rupanya sungguh-sungguh ada figur Pak Aris yang merengkuh badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak melakukan? Saya memajukan badan Pak Aris kuat-kuat hingga ia terjengkang ke belakang.
Lekas saya tutupi badanku yang nyatanya hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Udah lama saya menyimpan gairahku padamu! Kembali Pak Aris coba merangkul badanku. Tapi kembali saya menggerakkan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya bakal teriak!Silakan teriak! Sia-sia saja kamu teriak. Sebab tak kan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas serta keluarga barusan sore udah pergi ke Bandung untuk berlibur! Bertambah baik kamu ikuti saja impianku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya lebih ketakutan sewaktu Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari dipan serta coba lari menuju pintu dengan situasi telanjang. Akan tetapi apes! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Dengan cara cepat, dia mencekalku dari belakang dan menekankan badanku ke dinding. Ke-2 tangannya mencengkam kuat lenganku ke atas tembok, sedang ke-2 kakinya mengancing kakiku maka saya sukar untuk bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Akan tetapi sia-sia, tenaga Pak Aris memang semakin lebih kuat ketimbang tenagaku yang cuma seorang wanita. Bertambah kuat saya meronta, bertambah kuat cengkraman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis serta mengemis pada Pak Aris. Akan tetapi sia-sia saja. Beliau tak dengerin perkataanku. Juga dengan liar Pak Aris menusukiku dengan ciuaman mautnya.
Lambat-laun tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya sudah tak dapat melakukan perbuatan apapun kembali. Yang dapat saya melakukan sekedar pasrah dan mengikuti ketentuan mainnya Pak Aris.Perlahan cengkraman Pak Aris mulai mengendor.
Perbuatannya yang sebelumnya kasar mulai melunak serta beralih jadi halus. Bahkan juga saya akan masuk dalam bermainnya waktu secara lembut Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas dan loyo. Saya gak kuat kembali menumpang berat tubuhku sendiri, maka saya mulai terkulai. Akan tetapi dengan bergas, Pak Aris selekasnya tangkap badanku, mengangkutnya lalu memboyongku ke atas dipan.
Sejenak tebersit di muka Pak Aris suatu senyuman kemenangan. Selanjutnya secara halus dia mulai melumat bibirku. Entahlah mengapa saya tidak mampu buat menampiknya. Juga ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Bila ini kan lebih sedap! kata Pak Aris suka.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, barangkali lebih bagus saya ikuti bapak dari awal barusan. Apalagi, telah lama saya tak mendapati sentuhan lelaki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya sekedar terkejut saja. Dibalik tampilan bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba menggagahi saya.
Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya sudah jadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai merembet lewat leherku lalu turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku hingga menyebabkan kesan khusus yang makin membuatku ibaratnya terbang ke angkasa.
Kecupan dan jilatan Pak Aris selalu bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membikin pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tak boleh siksa saya semacam ini! rengekku.Pak Aris tak mempedulikan ucapanku.
Malahan dia jadi menyibakkan rumput-rumput liar yang menghambat pintu goa darbaku.Wah, Lis! Sangat indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang menyebar. Oh, benar-benar menakjubkan.
Laksana sekuntum mawar merah yang sedang merekah saat pagi hari. Tentu kamu menjaganya secara baik. Oh, Lis! Saya senang sekali dengan memiaw yang sesuai ini!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, memang. Tetapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya telah tidak tahan kembali. Saya terus mengemis ke Pak Aris. Akan tetapi ia selalu permainkan emosiku. Selanjutnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sekalian menginginkan buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Serta tak sulit buatku untuk mendapati buah terong sebesar itu. Secara lembut dan manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris disertai dengan pijatan-pijatan yang membikin beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya membantu kont*lnya ke arah memiawku yang udah basah. Tetapi dengan nakal, Pak Aris cuman tempelkan serta menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Tetapi kesan yang saya rasakan berasa sangat nikmat. Belum sempat saya rasakan yang seperti berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya sudah tidak dapat tahan ditangani sesuai itu.
Perlahan-lahan saya menambah bokongku ke atas buat menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Setelah itu saya tekan bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Cabuli,Narasi Asusila tiduri,Cerit ngentot Cabuli,Narasi Cabul cabuli,Narasi Hot Gagahi,Cabuli Kenikmatan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil waktu tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Sebelumnya berasa geret serta perih, sebab ukuran k*ntol Pak Aris betul-betul besar dan panjang jika ketimbang dengan punya suamiku.
Tetapi seusai buah terong itu terbenam sekejap dalam lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan berganti menjadi rasa nikmat.Pelan-pelan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik dan turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Mari, Lis!Goyangkan pun pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba buat mengikut irama serta beberapa gerakan nikmat yang sedang dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa sangat nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris kelihatan demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan parasnya menengadah dengan mata terpejam, seakan menghayati sedotan dari vaginaku. Kadangkala dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan keasyikan.Aku juga pula nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.
Juga saya memegang badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan gak pengin stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, maka dari itu dada sektor Pak Aris yang dengan bulu halus terlihat cemerlang karena basah oleh keringat.
Saya tak menduga, rupanya di umurnya yang gapai 1/2 zaman itu, Pak Aris masih miliki stamina yang sempurna. Sampai saya kerepotan hadapi goyangan dan sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya merasai ada suatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, ingin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali mencegah suatu hal yang menekan keluar dalam rahimku.
Akan tetapi Pak Aris masih juga mengayunkan kont*lnya masuk keluar dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sekejap selanjutnya, saya merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan dalam vaginaku.
Hingga selanjutnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun selanjutnya jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya terlihat tersengal-sengal dan kelihatan kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak memang sungguh bagus. Telah lama saya tak rasakan nikmat sebagai berikut. Terima kasih ya Pak! Saya memegang badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada sektor Pak Aris sembari mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, rupanya digagahi itu tak selama-lamanya tidak sedap. Ini kali malahan saya berharapnya kembali.

