CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING PERKASA, Hasrat-Bispak60 Mendadak suatu suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu hadir dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh acak-acakan. Perasaanku berkata ada sesuatu hal yang gak selesai ada di rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha mengendalikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan mengambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar waktu ada pribadi asing di bawah jendela dapurku. Tampak di lantai kaca jendela pecah berantakan. Tentu ia ini maling yang ingin merampas di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri serta mengambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut dan jambangnya yang gak bercukur kelihatan demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai meneror saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Menyaksikan tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali pada kamar tidurku dan tutup pintunya. Akan tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit buat mengamankan kebalikannya maling itu terus menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tapi pekikan itu pastinya buang waktu. Rumah kami merupakan rumah anyar di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami yakni Pak RT yang jaraknya kira-kira 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berlainan merupakan bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan pastinya dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan lega masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian memberi ancaman ingin potong leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari perlengkapan. Jelas di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku lantas mulutku sampai saya serius bungkem. Pada kondisi gak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar memiliki pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuma katakan,


"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya memikir. Semua kulihat dalam kelumpuhan serta kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya disudut tempat tidur karena shock dan histeris dengan kejadian yang tengah berlangsung. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak sanggup apapun cuma bisa terbaring dan berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga pada kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki tempat tidur. Serta pada akhirnya yang terjadi yaitu saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku celentang dan terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak sedap. Saya cemas maling ini melakukan perbuatan di luar batasan. Lihat figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya terlihat teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari mendamprat,


"Diam nyonya cantiikk.." waktu lihat istriku yang terlihat amat seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengin makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak melepas diri dengan buang waktu. Terkadang tampak matanya resah dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Pelbagai almari dan laci-laci dalam rumah. Ia tidak akan peroleh apapun sebab kami tidak mempunyai apa- apa. Saya renungkan begitu parasnya dapat sedih sebab kecewa. Kudengar nada gerutu. Kedengarannya ia emosi.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Sebab gak mendapat apa yang dicari Maling menggeser tujuan frustasi. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sembari membentak,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak mendapat busana tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Dan yang lalu kelihatan terpasang yakni bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang selalu memang tanpa BH tiap jam tidur. Tampak sekali paras maling itu terlena.


Saat ini saya sungguh-sungguh sangatlah takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton terdapatnya peralihan raut parasnya. Sehabis tidak menghasilkan uang atau benda memiliki nilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa punya hak mendapatkan substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan lagi melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik lantaran kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia lebih beringas. Tangan-tangannya tanpa dengan kuatir mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Soal ini sungguh-sungguh bikin darahku menggelegak geram. Saya mesti melakukan perbuatan suatu yang bias menyudahi semuanya apa saja dampaknya. Yang selanjutnya dapat kulakukan yakni gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget akan tetapi betul-betul tidak berubah.


"Hey, brengsek. Pengin ngapain kamu. Gak boleh beberapa macam. Tak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia memarahi saya. Dan saya lalu putus harapan. Saya mustahil melakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap momen ini.


Serta yang berlangsung selanjutnya merupakan suatu hal Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia serius membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Terus ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku tampak bak rusa jatuh dalam tangkapan serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia gak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa sisi badannya menghadirkan sensualitas yang jelas silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat menakjubkan syahwat. Saya sendiri bingung bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Serta sekarang maling biadab itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang kelihatannya usaha berontak dengan menggeliang-geliatkan badannya yang ditetapkan buang waktu. Dengan lebih kejam hasrat nyolongnya saat ini berganti menjadi  hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak pernah memikirkan dapat merasakan nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini menyerobot ke perbatasan pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan kelihatan kadang-kadang sedikit mencakar mengalirkan gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling lagi melumati perut dan menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan nafsu syahwat maling ini makin melesat ke pucuk. Terang akan menggagahi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur dan secara cepat melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya terlena. Maling itu mempunyai bentuk badan yang paling atletis dan mengagumkan menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya terlihat dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar cocok sekali.


Yang membuat saya terperangah ialah kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia serta tampak benar-benar selaras dalam warna hitaman pada mulanya selanjutnya sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia kelihatan amat jantan jenis jago.


Dalam ketakutan serta cemas istriku Fatimah menyaksikan saat maling itu bangun serta secara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya menyaksikan peralihan di wajah serta mata istriku. Paras dan penglihatannya tampak terkesima. Yang belumnya layu dan kuyu saat ini kasar dengan mata yang membelalak. Barangkali karena ketakutannya yang lebih jadi atau sebab terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Kendati pun saya tidak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku paras ragam itu ialah paras yang di terpa nafsu birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berambisi pada lelaki maling yang dengan kasar udah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang disuguhi lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, emosi serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menyerang semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang jatuh hati dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit serta memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau meredam kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia kerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan serta jialatan sesudah itu tuju pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu benar-benar menyengaja Jatuhkan martabatku selaku suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang terbaring jenis tangkai pisang tidak memiliki daya cuma dapat menerawang serta menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya mau tahu, jenis apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu rupanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam tergelintang sekalian mata gak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Tapi yang bikin jantungku berdetak cepat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya benar-benar tidak menyaksikannya selaku perlawanan seorang yang disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku terlihat demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya menegaskan kalau Fatimah udah terbenam dalam nafsu seksualnya. Ia menggelinjang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling hebat serta sekarang nuraninya lagi jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Saat itu saya usaha terus memikir positip. Jika begitu berat menampik bujukan syahwat sama dengan yang lagi dirasakannya. Secara perlahan dan jelas kont*lku sendiri lebih keras serta tegak melihat yangharus saya lihat itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan akan menggapai orgasmenya. Bukan main. Umumnya benar-benar sukar untuk Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belum pula maling itu kerjakan penetratif ia udah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya serta masih Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Terlihat kendati pun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat sedang menyerangnya. Tersebut yang dapat dipertunjukkan olehnya dipicu tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Dan si maling responsif. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku dan memandu kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya akhirnya kemaluan yang cukuplah besar dan panjangnya itu menembus dan lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengusung-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan kejadian itu. Utamanya bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku begitu ketahan oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup kerjakan apapun buat Melepas dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu makin cepat serta kerap. Saya yakinkan jika maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin tabah kaku tampak licin berkilat lantaran cairan birahi yang membalurinya kelihatan seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan keadaannya yang masih terlilit di tempat tidur, bokongnya tampak turun naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Secepatnya spermanya bakal muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan kelihatannya istrikupun dapat mendapati orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya kian dekat, lelaki itu merapatkan mukanya ke muka Fatimah dan tangannya raih setelah itu melepaskan lakban di mulut istriku. Tetapi ia gak memberikannya peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama-sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku terlihat menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih yang berada di dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada sangsi dan sangsi demikian terhindar tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pula mendesis dahsyat, tidaklah ada pembicaraan tapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menanamkan kukunya. Kelihatan bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera serta berdarah.


Masih sekejap mereka dalam sebuah dekapan saat sebelum pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku lekas lihat spermanya yang kental berlimpah tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Tidak lama mata maling itu melihati badan istriku yang kelihatan lesu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama